Pengelolaan limbah organik, khususnya limbah ternak dan rumah tangga (garbage), merupakan tantangan sekaligus peluang besar dalam mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan. Salah satu solusi yang efektif dan ramah lingkungan adalah dengan mengolah limbah organik menjadi kompos. Kompos tidak hanya membantu mengurangi volume sampah, tetapi juga berfungsi sebagai pupuk alami yang dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Namun, dalam praktiknya, proses pengomposan sering kali terkendala oleh minimnya alat bantu yang efisien, terutama dalam hal pencacahan bahan organik dan pembentukan kompos dalam bentuk yang lebih praktis, seperti pelet. Mesin pembuat kompos yang mampu menggiling bahan organik sekaligus mencetaknya menjadi pelet akan sangat membantu dalam mempercepat proses produksi dan distribusi kompos.
Sejalan dengan kebutuhan tersebut, pelatihan perancangan dan fabrikasi mesin pembuat kompos giling dan pelet menjadi sangat relevan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman teknis kepada peserta mengenai prinsip kerja, desain, dan proses pembuatan mesin kompos multifungsi. Dengan pelatihan ini, diharapkan peserta mampu mengembangkan solusi teknologi tepat guna yang aplikatif, ekonomis, dan dapat diterapkan di lingkungan masing-masing.
Peserta yang merupakan mitra dalam kegiatan pelatihan ini yaitu kelompok tani yang bergabung dengan nama POKTAN “Mulyo Tani” yang berdomisili di Desa Srengat Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Pemilihan kelompok tani sebagai mitra dalam kegiatan pelatihan ini didasarkan pada beberapa pertimbangan strategis dan kebutuhan lapangan yang nyata. Kelompok tani merupakan elemen penting dalam ekosistem pertanian yang secara langsung bersinggungan dengan limbah organik. Limbah-limbah ini, apabila tidak dikelola dengan baik, dapat menjadi sumber pencemaran lingkungan. Sebaliknya, jika diolah secara tepat, dapat menjadi bahan baku kompos yang bernilai guna tinggi.
Selain itu, kelompok tani umumnya telah memiliki struktur organisasi, jaringan komunikasi antaranggota, serta pengalaman dalam kegiatan kolektif. Hal ini memudahkan proses transfer pengetahuan dan keterampilan selama pelatihan, sekaligus mendukung keberlanjutan penerapan teknologi pasca kegiatan. Dengan membekali kelompok tani kemampuan untuk merancang dan memfabrikasi mesin pembuat kompos giling dan pelet, diharapkan mereka tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga mampu menjadi produsen teknologi tepat guna secara mandiri.
Lebih jauh lagi, penguatan kapasitas kelompok tani dalam bidang teknologi pengolahan limbah pertanian dapat membuka peluang ekonomi baru, seperti produksi dan penjualan kompos pelet, yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani. Dengan demikian, keterlibatan kelompok tani sebagai mitra tidak hanya relevan secara teknis, tetapi juga strategis dalam mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan dan ekonomi lokal berbasis inovasi.
Melalui artikel ini, akan dipaparkan secara ringkas metode, serta hasil dari kegiatan pelatihan, sekaligus menyoroti pentingnya inovasi teknologi dalam mendukung pengelolaan limbah yang berkelanjutan.
Metode Pelatihan
Pelatihan perancangan dan fabrikasi mesin pembuat kompos giling dan pelet dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif dan berbasis praktik langsung, guna memastikan peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya secara nyata. Adapun metode pelatihan yang digunakan meliputi:
- Pemaparan Materi Teoretis
Pada tahap awal, peserta dibekali dengan pengetahuan dasar mengenai:
- Prinsip kerja mesin penggiling dan pembuat pelet kompos.
- Jenis-jenis bahan organik dan karakteristiknya.
- Konsep teknologi tepat guna dan efisiensi energi dalam desain mesin.
- Teknik dasar desain mekanikal (menggunakan gambar teknik/manual CAD).
- Diskusi dan Tanya Jawab Interaktif
Sesi ini digunakan untuk menggali pengetahuan peserta, mengklarifikasi materi, serta membangun pemahaman bersama terkait kebutuhan dan tantangan lokal dalam pengolahan limbah organik.
- Simulasi Desain Mesin
Peserta diajak membuat rancangan awal mesin. Pada sesi ini, digunakan sketsa manual desain sederhana, disesuaikan dengan kemampuan peserta.
- Praktik Fabrikasi
Merupakan inti dari pelatihan, di mana peserta secara langsung:
- Memotong dan membentuk material (besi/siku/pelat).
- Merakit komponen mekanik (penggerak/diesel, vanbelt, cetakan pelet).
- Menerapkan teknik pengelasan dan pengeboran dasar.
- Menguji coba kinerja mesin hasil rakitan.
- Evaluasi dan Refleksi
Di akhir pelatihan, dilakukan uji coba mesin serta diskusi reflektif untuk mengevaluasi hasil kerja, tantangan selama proses, dan potensi pengembangan lebih lanjut. Evaluasi mencakup aspek teknis, serta potensi adopsi teknologi di tingkat kelompok tani.
- Pendampingan dan Tindak Lanjut
Setelah pelatihan, peserta tetap didampingi dalam tahap pemanfaatan dan perbaikan mesin. Pendampingan ini bersifat teknis maupun manajerial untuk mendukung kemandirian kelompok dalam memproduksi dan memanfaatkan mesin secara berkelanjutan
Hasil Kegiatan Pelatihan
Kegiatan pelatihan perancangan dan fabrikasi mesin pembuat kompos giling dan pelet telah dilaksanakan dengan baik dan memperoleh beberapa capaian sebagai berikut:
- Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Peserta
Peserta pelatihan, yang terdiri dari anggota kelompok tani dan pendamping teknis, menunjukkan peningkatan pemahaman terhadap prinsip kerja mesin pencacah dan pembuat pelet kompos. Mereka juga memperoleh keterampilan dasar dalam:
- Membaca dan memahami gambar teknik sederhana.
- Merancang desain awal mesin sesuai kebutuhan lokal.
- Melakukan pemotongan, perakitan, dan pengelasan komponen mesin.
- Terlaksananya Praktik Fabrikasi Mesin
Selama pelatihan, peserta berhasil merakit satu unit prototipe mesin pembuat kompos giling dan pelet. Mesin tersebut terdiri dari komponen sistem penggerak, serta unit pencetak pelet. Mesin diuji coba dan dinyatakan dapat berfungsi dengan baik pada tahap awal, meskipun masih memerlukan penyempurnaan pada aspek efisiensi dan kapasitas produksi.
- Terbangunnya Rasa Kepemilikan dan Kemandirian Teknologi
Kegiatan ini mendorong tumbuhnya inisiatif dari peserta untuk memperbaiki dan mengembangkan mesin secara mandiri. Kelompok tani sebagai mitra menyatakan komitmennya untuk menggunakan dan mengembangkan mesin tersebut sebagai bagian dari usaha pengolahan limbah organik local khususnya limbah kotoran ternak.
- Identifikasi Potensi Pemanfaatan Mesin di Lapangan
Melalui diskusi dan observasi, ditemukan bahwa mesin ini berpotensi diterapkan secara luas di wilayah pertanian sekitar, baik untuk produksi kompos internal kelompok maupun sebagai produk bernilai ekonomi. Peserta juga mulai merancang formulasi baru dari bahan limbah organic lain sebagai basis pembuatan kompos pelet.
- Dokumentasi dan Rencana Tindak Lanjut
Seluruh proses pelatihan telah didokumentasikan dalam bentuk foto, video, dan catatan teknis. Sebagai tindak lanjut, direncanakan kegiatan pendampingan teknis lanjutan serta pengembangan versi mesin yang lebih efisien (cepat) dan tahan lama.
Dokumentasi Pelatihan

Mesin Diesel Penggerak Kapasitas 9 HP Spesifikasi Umum: Jenis Mesin: Diesel 4 langkah, pendingin udaraKapasitas Daya: 9 HP (sekitar 6,6 kW)Putaran Maksimal: ±2200 rpmTipe Bahan Bakar: BensinKapasitas Tangki: ±4-5 literSistem Starter: Manual (recoil starter)Berat Mesin: ±60–70 kgTransmisi Daya: Menggunakan sistem pulley–v-belt Fungsi dalam Mesin Pencetak Pelet: Menyediakan tenaga putar untuk mendorong material kompos yang telah digiling ke dalam cetakan berbentuk silinder/tabung.Memastikan tekanan dan kecepatan konstan agar pelet terbentuk dengan baik dan padat.Menopang beban kerja berkelanjutan dalam proses pencetakan, terutama saat menggunakan bahan berserat tinggi seperti limbah daun, jerami, atau sekam.

Pencetak pelet 2 roler kapasitas 50 – 70 kg/jam Pencetak pelet dua roller adalah salah satu jenis mesin pembuat pelet yang menggunakan dua buah roller (rol penekan) untuk memadatkan material organik ke dalam cetakan (die) berbentuk silinder berlubang. Mesin ini dirancang untuk memproduksi pelet kompos dari bahan organik, seperti limbah kotoran ternak dan bahan lain yang telah dicampur dan dilembabkan secukupnya. Spesifikasi Teknis: Tipe Mesin: Horizontal flat die pellet mill, dua rollerJumlah Roller Penekan: 2 buahMaterial Cetakan (Die): Baja karbon / baja tahan ausDiameter Die: ± 150–200 mmDiameter Lubang Die: 6–8 mm (bisa disesuaikan tergantung ukuran pelet yang diinginkan)Sistem Penggerak: Mesin diesel 9 HP / motor listrik 5.5–7.5 kWKapasitas Produksi: 50–70 kg per jam (tergantung jenis dan kelembaban bahan baku)Kecepatan Putar (RPM): ±150–200 rpm (setelah reduksi transmisi)Bahan Rangka: Besi kanal U atau siku, dilapisi cat antikaratSistem Transmisi: Pulley–V-belt atau gearbox reduksi Prinsip Kerja: Bahan kompos yang telah dicacah halus dan dilembabkan dimasukkan ke dalam hopper.Roller berputar dan menekan bahan ke arah lubang-lubang pada cetakan (die).Tekanan dari dua roller membantu memadatkan bahan sehingga keluar dalam bentuk pelet silinder.Pelet yang keluar dipotong secara otomatis oleh pisau pemotong di ujung die, kemudian dikumpulkan di tray/penampung.

Vanbelt Fungsi Vanbelt: V-belt atau vanbelt berfungsi sebagai komponen transmisi daya yang menghubungkan pulley mesin penggerak (diesel atau motor listrik) dengan pulley poros pencetak (roller dan die). V-belt mentransfer putaran dari penggerak ke sistem pencetak pelet dengan perbandingan putaran (RPM) tertentu sesuai kebutuhan mesin.

Proses perakitan Persiapan Komponen dan Alat Siapkan semua komponen utama: Mesin diesel 9 HPUnit cetak pelet (flat die + 2 roller)Rangka mesin (besi kanal/siku)Pulley (ukuran disesuaikan: pulley diesel dan pulley roller)V-belt (panjang dan tipe disesuaikan, misalnya B-72)Dudukan mesin (adjustable mounting plate)Bantalan poros, as, mur-baut, dan kunciAlat kerja: kunci pas, las, bor, meteran, level, dll. Pemasangan Rangka UtamaMenyiapkan dan membuat rangka utama mesin dari besi kanal U atau siku baja.Memastikan rangka kokoh, rata, dan stabil (gunakan waterpass). 3. Pemasangan Unit Cetak Pelet (2 Roller) Memasang unit cetak di atas rangka, biasanya di bagian tengah atau sisi kanan mesin.Memastikan posisi horizontal, dan sistem keluaran (output pelet) mudah diakses.mengencangkan dengan baut dan pastikan roller dan die sudah terpasang dan bisa berputar. 4. Pemasangan Mesin Diesel menempatkan mesin diesel di sisi berlawanan dari unit cetak (agar ada ruang untuk V-belt).Memasang pada plat adjustable (bisa digeser) untuk mengatur ketegangan V-belt nanti.Mengencangkan baut-baut namun jangan dikunci permanen dulu. 5. Pemasangan Pulley Memasang pulley pada poros output mesin diesel (biasanya diameter lebih kecil, misal 4 inch).Memasang pulley pada poros input unit cetak pelet (diameter lebih besar, misal 12 inch).Memastikan kedua pulley sejajar secara horizontal agar V-belt tidak cepat aus atau lepas. 6. Pemasangan dan Penyesuaian V-Belt Memasang V-belt ke kedua pulley.Menggeser posisi mesin diesel maju/mundur untuk mengatur ketegangan belt (tidak terlalu kendur atau tegang).Mengencangkan baut pengikat mesin diesel setelah tegangan pas. 7. Pemasangan Komponen Pendukung Memasang pelindung (cover) untuk V-belt demi keselamatan kerja.Memasang hopper (corong masuk bahan baku) di atas unit cetak.Menyiapkan tray atau wadah untuk menampung hasil pelet.

Mesin Cetak Pelet hasil perakitan Pengujian Awal (Test Run)Mengisi bensin dan menghidupkan mesin diesel.Membiarkan berputar tanpa beban untuk memastikan semua komponen berputar lancar.Memasukkan bahan uji coba (kompos basah ±15–20% kadar air).Memperhatikan hasil pelet dan suara mesin (cek getaran atau keausan). Penyempurnaan dan FinishingSetelah uji coba, memeriksa ulang semua baut dan sambungan.Jika perlu, melakukan pelumasan pada bantalan.Melakukan pengecatan rangka jika ingin lebih tahan karat dan rapi.

Foto Bersama Terima kasih disampaikan kepada Kemdiktisaintek selaku lembaga yang telah memberikan hibah dana Pengabdian Masyarakat tahun 2025.
(Afidatul Muadifah1, Rahma Diyan Martha2, Mashudi3, Nida Asma Ulayya4, Mei Nabila Revina Kharisma5)